Movie Review: The Girl on the Train (2016) - Beginning with the Curiosity
by
Unknown
- August 10, 2017
Sebelum baca tulisan ini, sebaiknya nonton filmnya dulu karena namanya saja review jadi akan banyak spoiler bertebaran.
"Makanya jadi orang jangan kepo", itu adalah kalimat yang terlintas di benakku setelah nonton film ini. Film yang diadaptasi dari novel karangan Paula Hawkins ini memang seru banget untuk dinikmati, apalagi untuk orang-orang penyuka genre misteri. Plot dalam The Girl on the Train diceritakan melalui tiga sudut pandang yang berbeda, yakni Rachel, Megan, dan Anna. Meski begitu, Rachel adalah yang paling banyak menjadi narator disini. Dan seperti judul diatas, cerita disini bermula dari sosok Rachel yang sangat kepo dengan kehidupan si Megan dan suaminya. Heran, padahal Rachel ini sama sekali nggak kenal sama Megan tapi dia malah ikut campur sama urusan Megan. Yaudah, sebelum mulai review aku terangkan dulu sinopsisnya di bawah ini.
The Girl on the Train menceritakan kisah seorang wanita alkoholik bernama Rachel Watson yang selalu menaiki gerbong kereta yang sama setiap hari karena ia ingin melihat kehidupan sepasang suami istri yang dia pikir sangat romantis. Dari awal film, kita sudah bisa menebak kalau si Rachel ini orangnya sangat kepo dan agak freak. Memang ada orang yang bela-belain naik kereta setiap hari hanya untuk melihat kehidupan orang lain? Dan narasinya di awal film seperti ini: My husband used to tell me I have an overactive imagination. I can't help it. I mean, haven't you ever been on a train and wondered about the lives of the people who live near the tracks? The lives you never lived. These are thing I want to know

Jadi si Rachel ini ceritanya sangat terinspirasi atau mengagumi kehidupan sepasang suami istri di salah satu rumah yang pasti ia lewati setiap kali ia naik kereta. Bahkan, bisa dibilang Rachel sedikit iri dengan keromantisan pasangan itu karena ia tidak pernah mendapatkannya setelah bercerai dengan mantan suaminya. Sampai suatu ketika, Rachel melihat wanita yang menjadi idolanya ini berselingkuh dengan pria lain yang membuat semua khayalannya buyar seketika. Tapi anehnya, Rachel jadi marah dan seolah tidak terima dengan apa yang dilihatnya. Padahal kenal aja nggak, eh peduli amat dia sama kehidupan si wanita ini. Singkat cerita, setelah ia dibuat kesal dan stress karena si wanita yang menyelingkuhi suaminya, ia pun memutuskan untuk menghampiri wanita itu dengan keadaan mabuk dan setengah sadar. Keesokan harinya, si wanita ini justru dikabarkan menghilang dan Rachel berniat untuk menolong dengan berpura-pura menjadi sahabat si wanita pada suami wanita tersebut. Tapi sayangnya, niatan Rachel untuk menolong ini justru menyeretnya ke dalam masalah baru dan menguak kenyataan tersembunyi yang berhubungan dengan mantan suaminya.
Pendapat aku setelah menonton film ini adalah, lagi-lagi tentang plot twist. Mungkin untuk orang yang baru dalam menonton film dengan genre seperti ini bakalan mengira kalau si Rachel adalah yang membunuh si Megan. Meski akhirnya semua itu tidak terbukti dan si pembunuhnya justru seseorang yang tak terduga. Plot twits yang dihadirkan sih lumayan seru meski masih kurang jika dibandingkan dengan plot twist nya Gone Girl yang super duper mencengangkan.
Tapi mungkin yang bisa dikatakan sebagai pokok masalah disini adalah sifat keingintahuannya si Rachel, pecandu alkohol, dan depresi. Tiga sifat itulah yang kemudian membawa Rachel pada kehidupan yang buruk lengkap dengan masalah-masalahnya. Lagipula, si Rachel juga belum bisa mengikhlaskan perceraiannya dengan si mantan. Hal ini lah yang menjadi penyebab si Rachel suka berhalusinasi dan bahkan pernah disangka akan menculik bayinya Anna, istri baru Tom.
Overall, The Girl on the Train merupakan film yang seru untuk ditonton. Di film ini, kita bisa mengambil pesan moral bahwa ikut campur dalam urusan orang lain itu bukanlah sesuatu yang baik untuk dilakukan. Menolong boleh, tapi kalau sampai ikut terlibat sebaiknya dipikir-pikir dulu deh. Karena jangan sampai yang awalnya berniat menolong tapi malah ikut terlibat dalam masalah. Don't ruin yourself for helping someone beyond your capability.