Movie Review: Nocturnal Animals - Analysis About Symbolic Revenge

by - March 24, 2017

Nocturnal Animals adalah salah satu film favorit aku setelah Gone Girl. Yes, film ini juga mengangkat tema yang mirip-mirip dengan Gone Girl, yakni sejenis psychological thriller. Tapi yang jadi pembeda disini adalah, ibarat Amy Dunne balas dendam ke suaminya dengan terang-terangan ditambah dengan cara yang sadis, di Nocturnal Animals malah lebih memilih buat balas dendam tapi secara simbolis alias tidak langsung. But, jujur aja, nih film termasuk tipe film yang nggak gampang
buat di tonton. Pertama kali aku nonton film ini sampai selesai, yang aku rasakan adalah bingung dan nggak paham. Tapi setelah nonton lagi seenggaknya sampai 2 kali, pikiranku baru nyantol dan akhirnya bisa menangkap apa yang si sutradara Tom Ford, ingin sampaikan melalui karyanya ini. Film yang mendapat score sebesar 7.5/10 dari IMDb ini rilis di tahun 2016 dan juga meraih banyak pujian dari para kritikus film. So, sebelum aku terangin panjang lebar soal analisisku tentang film ini, aku bakal kasih a brief synopsis of Nocturnal Animals: 


Synopsis: 
Nocturnal Animals mengisahkan tentang seorang seniman (atau senimawati 😅) sekaligus pemilik galeri seni bernama Susan Morrow yang mendapat kiriman naskah novel dari mantan suaminya, Edward Sheffield. Awalnya Susan nggak berpikiran buruk soal novel yang diberi judul dengan nama panggilan sayangnya dulu dari Edward, Nocturnal Animals. Tapi setelah Susan baca novelnya, ia pun menjadi ketakutan dan parno sendiri karena cerita dalam novel tersebut memuat banyak hal-hal sadis dan tragis. Apalagi, semakin jauh Susan membaca, semakin susah pula ia untuk tidur (pantes judulnya Nocturnal Animals). Nggak hanya susah tidur, Susan bahkan menemukan dirinya kembali terbayang-bayang oleh sosok mantan suaminya. Hingga akhirnya Susan mulai berpikir kalau ada sebuah ancaman yang di sematkan Edward melalui novel tersebut.

Balas dendam pakai novel: 
Menurut aku, tema utama yang diangkat dalam film ini adalah tentang balas dendam. Jadi penjelasan pertamanya begini, dulunya Susan dan Edward sama-sama saling mencintai. Susan bahkan sangat tergila-gila pada Edward sampai nekat menikahinya walaupun dilarang sama Mamanya. Mama Susan berpikir kalau sosok Edward itu terlalu lemah untuk Susan. Tapi Susan nggak peduliin perkataan Mamanya itu. Lalu seiiring dengan berjalannya waktu, semua perkataan Mamanya Susan pun terbukti. Susan akhirnya meninggalkan Edward karena mulai berpikir kalau Edward memiliki sifat yang terlalu sensitif dan lemah. Selain itu, Susan juga ketemu dengan sosok cowo baru yang lebih ganteng dan berkharisma ketimbang Edward, namanya Walker Morrow. Nah, disini nih akar dari permasalahan rumit mereka. Perpisahan yang nggak baik dan terlihat jelas kalau yang tersakiti adalah Edward. Mungkin ini juga yang membuat Edward akhirnya menulis novel tersebut lalu mengirimnya pada Susan. Di beberapa scene juga di ceritakan kalau Susan merasa bersalah telah meninggalkan Edward seperti itu. Penjelasan yang kedua adalah tentang cerita di dalam novel tersebut. Jadi, novel yang ditulis Edward itu mengisahkan tentang sebuah keluarga yang memiliki seorang anak gadis remaja yang suatu malam mau pergi berlibur ke Marfa. Tapi diperjalanan mereka malah bertemu sama tiga orang preman jalanan yang serem abis dan berujung dengan terbunuhnya anak dan istri dalam keluarga tersebut. Disini aku berpikir kalau tokoh-tokoh di dalam novel itu merupakan simbol dari kisah percintaan Susan dan Edward dulu. Buat penjelasan lebih lanjutnya bakal aku tulis di bawah.


Tony Hastings 

Yup, Tony adalah lakon utama di novel Nocturnal Animals. Dia adalah si suami dan si ayah dalam keluarga. Tony ini diceritakan punya pribadi sebagai sosok pria yang kurang tegas atau kasarannya lemah. Bahkan karena ketidak beraniannya menghadapi para preman yang membawa anak dan istrinya malam itu, akhirnya mereka pun dibunuh setelah diperkosa. Sadis ya? Banget, dan ini nih bagian pertama dari novel yang bikin Susan shock sampai telepon anaknya pagi-pagi. Tony ini bisa jadi adalah simbol dari diri Edward. Susan menganggap kalau Edward adalah sosok yang lemah dan ia membuat tokoh Tony sebagai perwakilannya. Nah, soal cerita ketika istri dan anaknya Tony dibawa pergi sama preman-preman tadi menyimbolkan ketika Susan pergi dari hidup Edward sekaligus mengaborsi anaknya dengan Edward tanpa sepengetahuan Edward. Sounds like nusuk banget sih buat Susan. Pantes aja kalau dia sampai ketakutan dan telepon anaknya dengan Walker yang sekarang udah gede. Tapi yang lebih bikin nusuk lagi (my opinion) justru ketika si Tony ini berjuang mati-matian buat membalas perbuatan si preman tadi. Aku merasa kalau perjuangan Tony adalah sebuah ungkapan dari Edward bahwa dia bisa menjadi seorang pria yang tegas dan nggak lemah. Atau malah, Edward justru mau ngomong semacam "Nih, gue bukan seperti yang lo bayangin. Gue nggak selemah yang lo pikir." 


Laura Hastings 

Terlalu gampang sih kalau nganggep si Laura ini sebagai penggambaran dari sosok Susan karena ia berperan sebagai istrinya Tony di dalam novel. Aku sih nggak sepenuhnya berpikiran begitu. Tapi ya bolehlah kita anggap demikian. Karena sebenarnya ada satu hal yang bikin Laura dan Susan mirip. Mereka sama-sama memiliki posisi yang lebih kuat dari pasangan mereka. Dalam cerita di novel, di awal-awal sebelum Tony dan keluarganya naik mobil menuju ke Marfa, Tony bahkan bilang sama anaknya kalau Ibunya adalah bosnya. See, ini menunjukkan kekuatannya si Laura di dalam keluarga. Dan yang kedua adalah waktu mobil mereka diserang tiga orang preman dan sikap Tony sama sekali nggak tegas. Itulah yang membuat si ketua geng preman tadi nyebut kalau Laura adalah bosnya dan Tony itu lemah sampai diolok-olok. Cuma 2 hal itu sih yang bikin Laura dan Susan tampak mirip. Tapi kalau menurutku, Laura ini bukan seratus persen gambaran dari diri Susan. 


India Hastings 

 Practically, India adalah gambaran dari anak Susan dan Edward yang nggak sempat buat melihat dunia. Ini jelas banget sih, mungkin si Edward sedang berandai-andai kalau saja anaknya itu bisa lahir dan hidup hingga besar. Tapi kemudian, waktu Laura dan India dibawa pergi sama preman-preman di jalanan, akhirnya mereka ditemukan meninggal dengan mengenaskan setelah diperkosa. Yah, aku pikir itu adalah simbol dari kesedihan mendalamnya Edward waktu tahu kalau Susan mengandung anaknya tapi malah diaborsi. Bapak mana sih yang nggak sedih mengetahui anaknya digugurkan secara sepihak begitu? Ini nggak adil banget buat Edward. 


Ray Marcus 

Ini nih sosok ketua geng preman yang auranya kejam, psiko, dan serem abis. Entah ya, dia pinter banget berkata-kata dan sampai bikin si Tony kewalahan waktu geng itu ngerjain keluarganya di jalanan. Pokoknya, setiap ketemu sama orang macam begini pasti bikin was-was sekaligus takut. Takut dicelakain, di apa-apain, bahkan sampai dibunuh. However, kembali ke topik, aku malah merasa kalau Ray ini adalah perumpanaan dari Susan. Bukan, bukan soal penampilan atau wataknya yang kasar dan nyeremin. Tapi lebih ke beberapa sifat Ray yang mirip dengan Susan. Pertama, Ray ini adalah orang yang bunuh Laura dan India. Kenyataan ini sama halnya dengan Susan yang ninggalin Edward secara sepihak sekaligus mengaborsi kandungannya tanpa sepengetahuan Edward. Dosa yang dilakukan Susan sangatlah kejam disini, ia merampas semua kebahagiaan Edward dalam satu perbuatan tak berhati. Sama kan, sama Ray yang membunuh Laura dan India yang notabene adalah kebahagiaan dari tokoh Tony di dalam novel. Yang kedua adalah, bisa dilihat dari kata-kata Ray yakni, "Ketika seseorang menuduhku akan suatu hal, itu adalah sebuah penghinaan. Itu membuatku memiliki hak untuk membunuh. Jika wanitaku menuduhku berselingkuh dengan wanita lain, maka aku akan pergi berselingkuh dengan wanita lain. Jika putrimu berpikir aku adalah seorang pemerkosa, maka aku akan memerkosanya." Intinya, Ray bakal ngelakuin apapun yang dituduhkan orang lain bukan karena ia memang melakukannya, tapi ia merasa ingin mematahkan penghinaan itu dengan melakukannya. Totally ass! Yah, nggak bayangin aja kalau beneran ketemu apalagi berhubungan dengan orang seperti ini. Dan sifat Ray ini mirip dengan perilaku Susan yang meninggalkan Edward meski pada awalnya ia cinta mati. Ketika Susan bilang sama Mamanya bahwa ia ingin menikahi Edward, waktu itu Mamanya nggak setuju dan bilang kalau Susan pasti akan meninggalkan Edward. Nah menurutku, Susan merasa tersinggung dan pada akhirnya ia melakukan itu karena merasa jika perkataan Mamanya adalah sebuah penghinaan. Sama kaya yang dipercaya si Ray. Jahat ya? 


Oke, jadi itu semua analisis aku soal balas dendam secara simbolis di film Nocturnal Animals. Pastinya banyak banget kekurangan karena ini juga cuma sederhana. Tapi kesimpulanku adalah, Edward membalas dendam atas rasa sakit hatinya selama 19 tahun terakhir pada Susan melalui novel yang ia buat. Berhasilkah? Ya mungkin bisa dibilang begitu. Karena di akhir cerita si Susan mau menemui Edward dengan hasrat yang dalam, dia jatuh cinta lagi pada Edward. Tapi ternyata, waktu sampai di tempat ketemuan, Edwardnya malah nggak datang. Entah kenapa, nggak dijelasin. 


Nocturnal Animals adalah film yang cocok banget buat kamu yang suka mikir dan nganalisis film secara mendalam. Pasti asyik banget deh jadiin film ini sebagai bahan diskusi gitu. Karna siapa tahu, banyak hal-hal simbolis atau metafora lain yang tersembunyi di dalam film ini. So, this movie is highly recommended! 


Think Deeply, 
Avisha 💭

You May Also Like

0 komentar