My Thought about Belief and Diversity
Fine, topik ini sebenarnya udah menjadi sesuatu yang mengendap di pikiran aku selama berhari-hari, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun (ga lebay kok ini). Terlebih kalau kita lihat keadaan di Indonesia ini yang semakin ga jelas soal kisruh kepercayaan antar umatnya. Jujur, aku sendiri nggak suka menonton acara-acara berita di tv yang membahas soal kepercayaan dan permasalahan yang ditimbulkan oleh beda kepercayaan itu sendiri.
Menurutku, (real my opinion, don't mean to underestimate others) perbuatan semacam membeda-bedakan keyakinan apalagi merasa jika keyakinannya adalah yang paling benar, it's not a good thing ever!
Salah satu kasus besar soal seorang pemimpin Ibukota yang dituding telah menjelek-jelekkan sebuah ajaran agama, lalu datanglah seorang yang katanya pembela agama tersebut, menurutku adalah sesuatu hal yang tidak seharusnya menjadi bahan konsumsi publik. Aku sendiri berpikir jika agama dan Tuhan adalah dua hal yang jelas berbeda. Tuhan adalah zat yang kita percaya telah menciptakan manusia juga seisi alam semesta ini sementara agama hanyalah menjadi sarana bagi manusia untuk "berkomunikasi" dengan penciptanya. Sesederhana itu dan seharusnya tidak menjadi masalah seperti yang mereka lakukan. Karena begini, untuk apa kita mencemooh sebuah cara yang dilakukan seorang pribadi untuk Tuhannya dan untuk apa kita mati-matian mematenkan ke semua orang bahwa cara yang kita lakukan adalah yang paling benar. Ini lucu sih jujur. Sama aja dengan kamu memamerkan gaya hidupmu yang sehat di depan sekumpulan orang-orang yang suka merokok dan memaksa mereka untuk mengakui bahwa gaya hidupmu adalah yang paling benar. Hei, setiap manusia punya jalan pikiran yang berbeda kan?
Sebenarnya aku pun pernah berpikir jika bagaimana kalau aku tidak memeluk agama saja? Bukan berarti aku tidak percaya pada Tuhan, aku masih percaya adanya Tuhan hanya saja aku tidak mau memiliki agama. Aku ingin menjadi orang yang netral. Aku ingin menyebut Tuhanku dengan sebutan Tuhan saja, bukan Allah, Jesus, Buddha, Hyang Vidhi, atau yang lainnya. Aku masih akan berdoa, karena aku merasa aku membutuhkan Tuhan. Tapi kalau keberadaan agama justru akan membuat manusia saling membeda-bedakan satu sama lain bahkan saling menyerang karenanya, maka aku akan memilih untuk tidak beragama.
Agama bukanlah sesuatu yang harus kita umbar dan besar-besarkah. Agama adalah sesuatu yang seharusnya bersifat pribadi. Bahkan, mempertanyakan kepercayaan pada orang lain merupakan sesuatu yang tidak seharusnya dilakukan. Orang lain tidak berhak ikut campur dalam urusan seorang individu dengan Tuhannya. Terlebih, seorang manusia juga tidak berhak men-judge apakah orang lain itu berdosa atau tidak. Sama-sama manusia tapi menuduh orang lain berdosa? Think again, are you God?
Finally, aku benar-benar kecewa melihat keadaan di negeriku saat ini. Ini bukanlah orang-orang Indonesia yang aku kenal ketika aku masih kecil. Ketika tidak ada yang bermusuhan soal kepercayaan dan semua orang beragama bisa hidup rukun tanpa saling merasa jika keyakinannya adalah yang paling benar. Pernah nggak sih mikir sebenarnya tujuannya Tuhan menghadirkan banyak agama di dunia ini untuk apa? Apa memang untuk menyuruh manusia memilih yang paling benar? Gimana kalau ternyata tujuannya adalah agar manusia bisa saling menghargai perbedaan? Jadi sia-siakan pertikaiannya? So, let's live in peace dan ayolah buang pikiran yang menganggap kalau orang yang berbeda paham dengan kita adalah orang yang jahat. Indonesia adalah negara dengan berbagai perbedaan yang seharusnya bisa membuat kita untuk saling berpegang tangan erat, bukan memusuhi.
Love,
Avisha 💕
0 komentar