Movie Review: Bokeh (2017) (1/2)

by - April 15, 2017

Holaa!! Aku pengen banget (super pengen) nulis review dari film yang belum lama ini aku tonton yang berjudul "Bokeh". Masalahnya adalah aku sama sekali nggak paham dengan implicit meaning yang berusaha dituangkan oleh si sutradara di film ini. Then how? Untuk kali ini mungkin aku bakalan nulis tentang summary nya dulu. Buat analisisnya, hmm... nggak tahu kapan sih, tergantung apakah ada orang yang mau dan bisa menjelaskan ke aku atau nggak 😄😄. Tapi aku janji, begitu aku mengerti dengan maknanya, aku akan langsung tulis disini. Ok? So, here is the summary of  'Bokeh':

Summary: 
Cerita dari film Bokeh ini berawal ketika sepasang kekasih dari Amerika, Jenai dan Riley berlibur ke Islandia. Hari pertama mereka di Islandia sih baik-baik aja, bahkan totally romantic. Sampai ketika mereka berdua terbangun di pagi hari dan find out kalau nggak ada seorang pun di muka bumi kecuali mereka berdua. Menyadari hal tersebut, mereka pun akhirnya berusaha buat bertahan hidup dengan segala upaya. Mulai dari ngambil barang-barang kebutuhan di supermarket, makan di kafe-kafe, sampai menempati sebuah rumah yang artistiknya oke banget. Oh ya, Riley ini adalah cowok yang suka banget sama fotografi. Dia selalu mengabadikan setiap momen yang dia lalui bersama Jenai di dunia sepi itu pakai kamera kunonya.


 Awal-awalnya emang mereka menjalani kehidupan sebagai dua-duanya manusia yang tersisa di muka bumi dengan kesenangan. Tapi masalah muncul ketika si Jenai mulai mempertanyakan tentang apa sih yang sebenarnya terjadi di bumi ini. Apakah ini semua ada kaitannya dengan Tuhan, lalu apakah Tuhan yang memilih mereka, sampai mungkinkah dunia sudah kiamat dan hanya mereka berdua yang selamat. Sayangnya, semua misteri itu nggak kunjung terjawab hingga keduanya sama-sama lelah. Kalau dilihat-lihat di film ini yang lebih merasakan frustasinya sih si Jenai, dia bahkan panik banget saat si Riley jatuh waktu main-main trolley sampai sikunya berdarah. Well, bukan luka yang parah tapi yang bikin Jenai mikir berat adalah gimana kalau mereka terluka dan nggak ada yang bisa kasih pertolongan seperti 911 atau ambulans.


Film berdurasi 1 jam 32 menit itu akhirnya berakhir dengan Jenai yang bunuh diri dengan cara menenggelamkan dirinya di sebuah kolam. Dia mengambil keputusan itu setelah sebelumnya menerima email dari Riley berisikan sebuah foto langit aurora.



You May Also Like

2 komentar

  1. Aku baru nonton filmnya.
    Boleh kasih pendapat yah mbak.
    Menurutku sih, renai dan riley punya sisi pandang yg berbeda ttg keadaan mereka itu. Renai sisi blur dan riley sisi fokusnya. Renai dan riley yg semula ㄴmenjadi titik fokus dalam film, sementara dunia di sekitar mereka blur. Riley enjoy dgn keadaan, sedangkan renai memilih untuk "memblurkan" dirinya.
    Agak bingung yah..
    Hehehe (sebelumnya baca dulu apa arti bokeh)

    ReplyDelete
  2. Halo Dian, maaf baru reply sekarang. Aku sampai sekarang belum paham juga sama maksud dari film Bokeh hehe... Tapi aku yakin kalau film ini mengandung makna yang besar banget, which is tentang kehidupan. Dan kenapa si cewenya (Renai or Jenai?) memilih buat bunuh diri setelah membaca email dari Riley. Semoga ada yang ngadain screening tentang film ini (hopes)

    ReplyDelete